Wednesday, January 2, 2013

Palestina, Al Gore, dan Pembunuhan Massal

Salah satu ketidakadilan di abad 21 ini adalah perayaan berdirinya Negara Israel selama 50 tahun. Karya besar Zionis ini bagi bangsa Palestina adalah sebuah malapetaka (Al-Nakba).

Perayaan Israel ini mengingkari kenyataan bahwa Palestina dirampok oleh Yahudi Eropa dengan aktor utamanya adalah kekuatan Eropa, khususnya Inggris, Perancis dan belakangan Amerika Serikat menciptakan wilayah barat di jantung Islam. Semuanya dimungkinkan dengan mengusir penduduk asli, bangsa Palestina dari tanah leluhurnya lewat terror dan pembunuhan massal.

Zionis telah mempromosikan mitos mengubah gurun pasir menjadi kota dengan dukungan aktif pihak Barat. Israel mengklaim Palestina secara geografis berdasarkan sejarah palsu yang disandarkan pada Bibel. Zionis, umumnya adalah Yahudi sekuler yang fanatik yang sama sekali tidak berhubungan dengan agama yahudi., mengubah Bible menjadi buku manual pembangunan.

Penjajahan Zionis diluncurkan dengan mengucurkan darah orang Palestina. Sebuah teror berkelanjutan, ciri khas Zionis selama 50 tahun. Lebih dari 475 kota dan desa di Palestina hilang disapu bersih. Tak ada jejaknya sedikit pun.

Setelah perang Juni 1967, Moshe Dayan, jenderal bermata satu Israel mengirim sekelompok Yahudi ke Amerika sebagai bukti generasi kini telah memperluas perbatasan Negara Israel. Kini tergantung pada generasi selanjutnya untuk menjaganya. Moshe Dayan juga diam-diam mengakui bahwa ratusan desa dan kota di Palestina telah diratakan.

cry-palestina3.jpg

Wanita-wanita Palestina dijejerkan telanjang di jalan. Kebanyakan mereka ditusuk sangkur (bayonet) hingga tewas dan mayatnya dibuang di sumur. Setidaknya 750 ribu orang Palestina terusir dari tanah airnya di tengah kampanye penempatan Yahudi Eropa di Palestina

cry-palestina_2.jpg

Berbeda dengan propaganda Zionis, kini diakui bahkan oleh sejarawan Israel bahwa orang Palestina pergi dari tanah airnya bukan karena perintah rejim Arab. Mereka meninggalkan rumahnya dibayang-bayangi mesin teror Israel! Dear Yasin adalah salah satu contoh kekejaman Zionis Israel. Semua kekejaman itu dirayakan sebagai sebuah prestasi.

Para pemimpin Zionis Israel seperti Menachem Begin, Yitzak Shamir, menjadi perdana menteri di satu-satunya Negara demokrasi di Timur Tengah!!! Negara Super Demokrasi di dunia Amerika Serikat memiliki hubungan erat dengan Negara satu-satunya demokrasi membantu sepenuhnya walau banyak warga Amerika lebih memerlukan perhatian pemerintahnya.

Negara Zionis tersebut menerima 4 hingga 6 milyar dolar amerika serikat setiap tahun dalam bentuk hibah maupun pinjaman. Dalam 20 tahun pertama keberadaannya, Israel hanya menerima 348 juta dolar. Namun 20 tahun selanjutnya membengkak menjadi 82 milyar dolar. Selama 10 tahun terakhir bantuan pun lebih meningkat lagi.

Sebagai Negara penjajah Israel tidak memiliki tes standar untuk itu. Biasanya Negara penjajah memiliki tak hanya modal dari kantung sendiri namun juga medapatkan uang dan barang.untuk Negara induknya. Zionis, di lain pihak berkembang sebagai parasit pada induknya yaitu Amerika Serikat. Tanpa bantuan Amerika, Israel tak bisa hidup. Jelasnya Israel adalah penerima bantuan sosial terbesar dari Amerika Serikat. Jikalau Negara Zionis tak bisa hidup tanpa bantuan Amerika, politikus Amerika tak bisa selamat tanpa bantuan masyarakat Yahudi.

israel_cruel4.jpg

Hubungan saling bergantungan ini disampaikan Al Gore, Wakil Presiden Amerikasaat itu yang turut merayakan berdirinya Israel di Tel Aviv. “Ikatan batin kami, orang Amerika dengan Israel adalah abadi,” tegas Gore lirih. Ia secara tak langsung berkata bahwa tanpa dukungan dan uang orang Yahudi ia tak akan menang pemilihan presiden tahun 2000 lalu.

Ada faktor lain yang mempererat Amerika dan Israel. 200 tahun lalu bangsa Eropa menemukan benua Amerika . Mereka memperluas wilayah kekuasaannya dengan menyingkirkan warga asli Amerika (suku Indian). Kini warga asli Amerika itu bisa kita temui di cagar alam. Zionis menerapkan kebijakan yang sama. Bedanya Zionis melakukan penghapusan ras atas Palestina dengan lebih kejam dan efisien. Banyak orang Amerika yang melihat Zionis memiliki semangat usaha yang sama dengan mereka sendiri untuk memperluas wilayah.

Al Gore merefleksikan semuanya saat ia berdoa untuk kemakmuran Israel. “Saat saya buka mata ini dan menyaksikan semua rumah orang Israel, saya pun mengenal anda”.

Gore bahkan bisa melihat nenek moyangnya sendiri di tengah kerumunan. “Dan saya ingat nabi Ezekiel, bahwa Tuhan akan mengangkatmu…dan memperbaiki negaramu. “Politikus memang suka membesar-besarkan masalah namun kali ini Al Gore jelas berbohong. Tanah ini adalah millik bangsa Palestina bahkan ketika Gore masih memakai popok saat Zionis merampasnya. Dan Ketika Tuhan memenuhi janjinya pada Zionis, pastinya Tuhan tidak berjanji pada gangster, pembantai, pembunuh masal yang kini berkuasa di Negara Zionis tersebut.

cry-forever.jpg

Israel adalah satu-satunya negara di dunia yang tak hanya melegalkan penyiksaan namun juga mendapat dukungan penuh dari Mahkamah Agung!! Orang Palestina ditahan tanpa sidang dengan istilah tahanan administratif. Aturannya hanya 6 bulan namun prakteknya jauh lebih lama.Ada banyak orang Palestina yang ditahan tanpa sidang selama 4 hingga 5 tahun!!

Media massa barat selalu menempatkan Israel sebagai Negara yang diteror oleh tetangganya. Padahal lebih dari 200 hulu ledak nuklir berada di wilayah Israel.Tentara Israel berjumlah 600 ribu orang dengan persenjataan lebih dari 2800 tank dan700 pesawat tempur( hasil kajian Jafee Centre for Strategic Studies Universitas Tel Aviv).

Kekuatan militer Israel tentunya membuat takut Negara-negara arab yang selama ini saja selalu kalah dalam perang. Namun sejak 1982 militer Israel mengalami kemunduran. Termasuk saat invasi tahun 1982-1985 ke Libanon dan upaya menghapus Intifadah sejak 1987 hingga 1994. Di Libanon Israel dihajar begitu keras oleh Hizbullah, yang semangat jihadnya menghancurkan kegembiraan Zionis. Alih-alih bertempur dengan para pejuang, Israel memilih memborbardir desa-desa di Lebanon dengan meriam jarak jauh.

Penyanderaan adalah aksi favorit yang biasa dilakukan Zionis. Ratusan orang Palestina dan Lebanon dipenjara di kamp konsentrasi Kiam. Sebuah tempat penyiksaan yang kejam.Jika pemuda Palestina ditahan, pimpinan meraka dibuang dari tanah airnya. Ironis sekali bahwa orang asing dari Eropa dan Amerika membuang orang dari tanah airnya sendiri. Padahal nenek moyangnya telah hidup dan tinggal beratus-ratus tahun lamanya.

Zionis juga terkenal begitu kejam. Anak-anak dijadikan sasaran kemarahan mereka. Ribuan anak Palestina telah merasakan gebukan senjata tentara Israel. Mereka yang melempari tentara dengan batu akan dikubur hidup-hidup. Anak lain patah tulangnya setelah dilempar batu. Semuanya dilakukan atas perintah langsung Yitzak Rabin, sang peraih hadiah Nobel Perdamaian!!

Saat intifadah tentara Israel menggunakan gas air mata di wilayah terbuka. Tindakan in mengakibatkan ratusan perempuan Palestina yang sedang hamil mengalami keguguran. Tindakan kejam favorit lainya adalah mencampurkan terigu dan bensin di rumah-rumah orang Palestina agar tidak bisa dimakan.

Meskipun sedemikian kejam, Zionis gagal menghancurkan semanagat juang bangsa Palestina. Setiap kekejaman Israel melahirkan perlawanan yang lebih besar. Sejarawan militer Israel Martin Van Creveld dari Universitas Hebrew di Jerusalem mengakui tentara yang melawan orang tak berdaya, akhirnya menjadi tak berdaya sendiri. Menurutnya tentara Israel adalah pihak pecundang karena kemenangannya tanpa kehormatan dan kekalahannya selalu memalukan.

Kini tentara Israel tak pernah meminta bertugas di Lebanon, Gaza atau Tepi Barat. Seorang tentara berpangkat sersan secara sembunyi-sembunyi mengakui para tentara harus kabur jika ditempatkan di daerah Gaza.

Mungkin waktunya juga tidak akan lama lagi saat tentara Israel tidak mau bertugas di Palestina. Meskipun harus diakui, Israel adalah tempat teraman di dunia bagi seorang Yahudi.

soonpalestine.jpg

____________________

Sumber : 50 years of Zionist Forgery and Land Grab 50 Years of

Zionist Forgery and Land Grab

No comments:

Post a Comment