Tuesday, January 1, 2013
Bisnis Catering Box Makin Laris Manis
Ramadan membawa berkah berupa peluang bisnis bagi banyak orang. Salah satunya, usaha Catering Box untuk sahur dan berbuka. Biasanya makanan dikemas dalam boks berisi nasi, sayur, ikan atau daging, lauk-pauk, dan buah. Untuk menu buka, biasanya ditambah dengan kolak atau es buah.
Lestari (35), pemilik Delicia Catering Jalan Wonodri Joho III/982 A, Semarang Selatan, merupakan salah satu yang memanfaatkan peluang itu. Selama Ramadan ini, rata-rata ia memperoleh pesanan hingga 500 boks per hari. Di luar puasa, ia hanya memperoleh pesanan antara 100-200 box.
Harga tiap box cukup murah, yakni Rp 5.500 untuk menu sahur dan Rp 7.000 untuk menu berbuka. “Tarif catering untuk menu berbuka memang sedikit lebih mahal, sebab ada menu es sebagai tambahan. Tetapi tarif ini tergolong murah dan tidak dikenakan biaya tambahan untuk delivery order-nya. Sebab, pelanggan saya anak-anak kos atau mahasiswa,” tuturnya.
Para pemilik catering dituntut kreatif menyusun variasi menu, supaya pelanggan tidak cepat bosan. Hal itu juga dilakukan oleh Lia Meyliana (30), pemilik Catering Klangenan, Jalan Rambutan Barat 29 B. Dia telah membuat daftar menu untuk sahur dan buka selama sebulan penuh.
“Kami melayani anak-anak kos yang biasanya malas untuk keluar dini hari hanya untuk membeli makanan,” ujar pemilik catering yang membuka usaha sejak 2007.
Harga yang ditawarkannya pun tak jauh beda dengan harga paket Catering Box yang dipatok oleh Lestari. Rata-rata dengan modal Rp 900.000, mereka mendapat keuntungan Rp 3.000.000 per bulannya, setiap Ramadan tiba.
Kendala Portal Berbeda dengan Lestari dan Lia, paket katering yang ditawarkan oleh Ananto, Jalan Menjangan V/53 dan Catering Farida, Jalan Lemah Gempal sedikit lebih mahal, yakni Rp 8.000-Rp 10.000 per boks. Ananto dan Farida biasanya melayani karyawan perkantoran di sekitar Semarang.
Kawasan kos-kosan di Pleburan dan sekitarnya merupakan lahan bisnis yang menggiurkan. Namun, banyak kendala yang dihadapi oleh pengusaha katering yang membidik sasaran anak kos di kawasan tersebut. Portal salah satunya. Sebab, bila malam hari seringkali di kawasan tersebut ditutup portal.
“Seringkali saya harus berjalan kaki masuk ke gang-gang yang diportal. Motor saya hanya bisa saya parkir di depan gang,” tutur Lia.
Baik Lia maupun Lestari mengakui, bisnis cateringnya menghadapi masalah proses pengiriman makanan yang sering terlambat. Persoalan lain, keluhan konsumen yang merasa jumlah makanan yang dikirim tidak sesuai pesanan. Padahal, pihaknya sudah mengirim makanan sesuai pesanan.
suaramerdeka.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment